Pengertian
Hutang Jangka Panjang
- Secara Umum
Hutang jangka panjang merupakan hutang yang dimiliki
oleh perusahaan dan harus dilunasi dalam waktu yang relatif lama. Jatuh tempo
pelunasan hutang jangka panjang biasanya dalam satu periode akuntansi yaitu satu
tahun atau bahkan lebih.
Pembiayaan dalam rangka melunasi hutang jangka panjang
tidak berasal dari aktiva lancar seperti piutang dagang, investasi jangka
pendek, kas perusahaan, ketersediaan stock produk di gudang, dan berbagai
aktiva lancar lainnya.
Pelunasan hutang jangka panjang umumnya dibayar dengan
aktiva tidak lancar. Aktiva tidak lancar ialah aset ataupun kekayaan yang
dimiliki perusahaan dengan nilai waktu ekonomis yang lama atau memiliki sifat
permanen. Selain ast jangka panjang, aktiva tidak tetap ini dalam satu tahun
periode operasional tidak mudah habis.
Contoh dari
aktivas tidak tetap adalah segala macam aset perusahaan seperti saham, inestasi
jangka panjang, dan lain-lain
Jenis Jenis Hutang Jangka Panjang
Terdapat dua
jenis hutang jangka panjang yang dapat kita ketahui. Jenis jenis utang jangka
panjang yaitu :
1.
Hutang Obligasi
Definisi hutang obligasi ialah hutang yang muncul
disebabkan dana yang diperoleh melalui surat-surat obligasi yang diterbitkan.
Pemegang surat obligasi adalah orang yang melakukan pembelian terhadap
obligasi.
Hal-hal yang
dicantumkan dalam surat obligasi seperti jumlah nominal, waktu pelunasan, interest
per year, beserta segala ketentuan yang disesuaikan dengan jenis obligasi
yang disepakati oleh pemberi pinjaman dan yang menerima pinjaman.
2.
Hutang Hipotek
Pengertian hutang hipotek adalah hutang yang timbul
disebabakan pendapatan dana yang bersumber dari hutang dnegan penggunaan
jaminan harta tetap. Harta tetap yang berupa barang tidak bergerak seperti
berbagai sertifikat (tanah, gedung/ruko/bangunan).
Apabila kondisi perusahaan tidak sanggup membayar
hutang sesuai dengan jatuh tempo, sebagai gantinya pemberi hutang mempunyai hak
untuk menyita ataupun menjual harta tetap yang menjadi jaminan. Hal tersebut
dilakukan untuk memperoleh dana yang disesuaikan dengan jumlah dana hutang yang
belum terbayarkan.
Hutang
hipotek pada umumnya hanya diperoleh dari 1 sumber, sebagai contoh melakukan
peminjaman hutang hipotek kepada perbankan
UTANG OBLIGASI
Obligasi
merupakan surat utang jangka panjang yang berisi janji dari
pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode
tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak
pembeli obligasi tersebut.
Jenis Obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:
1.
Berdasarkan
waktu jatuh tempo:
a.
Obligasi Biasa
(Term Obligasi): obligasi yang berlaku hanya satu periode.
b.
Obligasi
Berseri (Serial Bond): obligasi yang berlaku lebih dari satu periode
2.
Dilihat dari sisi penerbit:
a.
Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan
usaha swasta.
b.
Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh
pemerintah pusat.
c. Municipal
Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untut membiayai
proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).
3.
Dilihat dari sistem pembayaran bunga:
a.
Zero coupon bond, yaitu obligasi yang tidak mewajibkan
penerbitnya membayar coupon
(bunga) secara periodik kepada pemegangnya.
b.
Coupon bond (fixed coupun bond & Floating coupon
bond), yaitu obligasi yang mewajibkan penerbit untuk membayar coupon (bunga)
secara periodik baik tetap (fixed coupon bond) maupun bunga mengambang
(floating coupon bond)
4.
Dilihat dari hak penukaran/opsi:
a. Convertible
Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
b. Exchangeable
Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar
saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
c. Callable
Bonds: obligasi yang memberi hak kepada penerbitnya untuk melakukan
penarikan/pelunasan pada waktu tertentu (waktu penarikan biasanya sudah diatur
dalam perjanjian waktu penerbitan obligasi)
d. Putable
Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemilik/pemegang untuk
menukarkan/meminta pelunasan kepada penerbit/emiten.
5.
Dilihat dari segi jaminan:
a.
Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan
tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam
kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
Ø Guaranteed
Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan penanggungan
dari pihak ketiga
Ø Mortgage
Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik
atas properti atau asset tetap.
Ø Collateral
Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam
portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
b.
Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan
kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
6.
Dilihat dari segi nilai nominal:
a.
Konvensional Bonds: obligasi yang lazim
diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
b.
Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam
satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
Harga
Obligasi
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam
bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu
persentase dari nilai nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
- Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
- at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.
- at discount (dengan Diskonto): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.
PENCATATAN
PENGELUARAN OBLIGASI
Obligasi yang dikeluarkan dicatat dalam rekeningnya
sebesar nilai nominal. Dalam hal harga jual obligasi tidak sama dengan nominal,
selisihnya dicatat tersendiri yaitu bila dijual diatas nominal selisihnya
dicatat dalam rekening premi obligasi, jika harga jualnya dibawah harga jual
nominal, selisihnya dicatat dalam rekening diskonto obligasi.
Biaya penjualan obligasi diperhitungkan sebagai
pengurang harga jual dan tidak dicatat dalam rekening tersendiri. Apabila
obligasi itu dikeluarkan untuk menukar aktiva tetap, pencatatannya dilakukan
dengan jumlah sebesar harga jual obligasi.
Pengeluaran obligasi dapat dicatat dengan dua cara
yaitu:
a. Yang dicatat
hanya obligasi yang terjual
b.Obligasi
yang terjual dan yang belum terjual dicatat.
Sebagai penjelasan penggunaan kedua metode diatas,
berikut ini diberikan contoh sebagai berikut:
Pada tanggal 1 januari 1992 PT Nusa Lestari
merencanakan pengeluaran obligasi sebesar Rp. 1.000.000,00 dengan bunga 10% per
tahun. Obligasi akan dijual pada waktu yang berbeda- beda tergantung pada
kebutuhan uang. Misalnya transaksi penjualan yang terjadi seperti dibawah,
jurnal yang dibuat sebagai berikut:
- Yang dicatat hanya obligasi yang terjual
TRANSAKSI
|
JURNAL
|
1 januari
1992 merencanakan pengeluaran obligasi 10 % Rp. 1.000.000,00
|
Tidak ada jurnal
|
1 April
1992 obligasi nominal Rp. 700.000,00dijual dengan kurs 105%
|
Kas Rp. 735.000
Utang obligasi Rp. 700.000
Premi obligasi Rp. 35.000
|
18 juli
1992 obligasi nominal Rp. 100.000,00 dijual dengan kurs 99 %
|
KasRp. 99.000
Diskonto obligasi Rp. 1.000
Utang obligasi Rp. 100.000
|
- Obligasi yang terjual ataupun belum terjual dicatat
TRANSAKSI
|
JURNAL
|
1 januari
1992 merencanakan pengeluaran obligasi 10 % Rp. 1.000.000,00
|
Obligasi yg blm terjual Rp. 1.000.000
Otorisasi Utang obligasi Rp. 1.000.000
|
1 April
1992 obligasi nominal Rp.700.000,00
dijual
dengan kurs 105%
|
Kas Rp. 735.000
Obligasi yg blm terjual Rp. 700.000
Premi obligasi Rp. 35.000
|
18 juli
1992 obligasi nominal Rp. 100.000,00 dijual dengan kurs 99 %
|
Kas Rp. 99.000
Diskonto obligasi Rp. 1.000
Obligasi yg blm terjual Rp. 100.000
|
Jika
pencatatan obligasi dilakukan dengan cara kedua yaitu jumlah yang diotorisasi
dicatat dalam buku, jumlah obligasi yang beredar dapat diketahui dalam rekening
otorisasi utang obligasi dikurang saldo rekening obligasi yang belum terjual.
Kadang-
kadang penjualan obligasi dilakukan dengan cara pesanan lebih dahulu. Dalam
cara ini pembeli membayar uang muka dan akan melunasi pada tanggal tertentu.
Dalam penjualan obligasi melalui pesanan, surat obligasi baru diserahkan pada
pembeli bila harga obligasi sudah dilunasi. Jumlah yang belum dilunasi oleh
perusahaan dicatat sebagai piutang dan jumlah obligasi yang dipesan dikreditkan
kerekening obligasi dipesan. Pencatatan premi atau diskonto obligasi dilakukan
pada waktu pesanan diterima. Jurnal yang dibuat bila terjadi pesanan obligasi
dapat dilihat dari contoh berikut;
- Hanya obligasi yang terjual dicatat
TRANSAKSI
|
JURNAL
|
1 januari
1992, merencanakan pengeluaran Obligasi 10 % Rp. 1.000.000 (nominal Rp.
1.000) – 1000 lembar
|
Tidak ada jurnal
|
1 mei
1992, diterima pesanan 200 lembar obligasi dengan kurs 101%. Pembayaran
pertama sebesar 40 %.
|
Kas Rp. 80.800
Piutang pesanan obligasiRp. 121.200
Utang obligasi dipesan Rp. 200.000
Premi obligasi Rp. 2.000
|
1 juli
1992, diterima uang sisa pesanan 60 % dari obligasi sebanyak 75 lembar.
= 60 % x
75 x Rp 1.010=Rp. 45.450
|
KasRp. 45.450
Piutang pesanan obligasi Rp. 45.450
|
1 juli
1992, 75 lembar obligasi diserahkan kepada pemesan
|
Utang obligasi dipesan Rp. 75.000
Utang obligasi Rp. 75.000
|
- Obligasi yang terjual ataupun yang belum terjual dicatat
TRANSAKSI
|
JURNAL
|
1 januari
1992, merencanakan pengeluaran Obligasi 10 % Rp. 1.000.000 (nominal Rp.
1.000)
|
Obligasi yg blm terjual Rp. 1.000.000
Otorisasi utang obligasi Rp. 1.000.000
|
1 mei
1992, diterima pesanan 200 lembar obligasi dengan kurs 101%. Pembayaran
pertama sebesar 40 %.
|
Kas Rp. 80.800
Piutang pesanan obligasi Rp. 121.200
Utang obligasi dipesan Rp. 200.000
Premi obligasi Rp. 2.000
|
1 juli
1992, diterima uang sisa pesanan 60 % dari obligasi sebanyak 75 lembar.
= 60 % x
75 x Rp 1.010=Rp. 40.450
|
Kas Rp. 45.450
Piutang pesanan obligasi Rp. 45.450
|
1 juli
1992, 75 lembar obligasi diserahkan kepada pemesan
|
Utang obligasi dipesan Rp. 75.000
Obligasi yg blm terjual Rp. 75.000
|
Apabila pada
tanggal penyusunan neraca masih ada pesanan obligasi yang belum dilunasi maka
saldo rekening utang obligasi dipesan dilaporkan didalam neraca menambah utang
obligasi, sedang rekening piutang pesanan obligasi dilaporkan dalam kelompok
aktiva lancar jika akan dilunasi dalam waktu satu tahun. Apabila pelunasannya
lebih dari satu tahun dilaporkan dalam kelompok aktiva lain.
Rekening
premi obligasi dilaporkan menambah utang obligasi dalam neraca dan diskonto
obligasi dilaporkan mengurangi utang obligasi.
PROSEDUR
AMORTISASI PREMI DAN DISKONTO OBLIGASI
Penjualan obligasi dengan harga yang lebih besar atau
lebih kecil dari nilai nominalnya menimbulkan premi dan diskonto obligasi.
Premi atau diskonto merupakan penyesuaian terhadap tarif bunga nominal karena
tarif bunga obligasi tidak sama dengan tingkat bunga dipasar.Dengan kata lain
,premi dan diskonto obligasi merupakan kapitalisasi dari perbedaan tarif bunga
obligasi dengan tingkat bunga umum selama umur obligasi.
Jika pada penjualan obligasi timbul diskonto,maka
diskonto ini akan ditambahkan pada biaya bunga obligasi yang dibayarkan selama
umur obligasi dan dikreditkan ke rekening Diskonto Obligasi. Jika penjualan
obligasi menimbulkan premi,maka premi ini merupakan pengurangan terhadap biaya
bunga obligasi yang dibayar selama umur obligasi dan dikreditkan ke rekening
biaya bunga obligasi.
Amortisasi premi dan diskonto obligasi dapat dilakukan
dengan cara
1.
Garis lurus
2.
Bunga efektif.
Amortisasi Premi/Diskonto
sebesar selisih bunga yang dibayarkan dan bunga
yang dibebankan.
Berikut ini diberikan contoh untuk menghitung
amortisasi premi atau diskonto obligasi dengan cara garis lurus.
PT. Nusa Lestari mengeluarkan obligasi nominal Rp.
1.000.000 umur 5 tahun, bunga 10% per tahun dibayarkan tiap setengah tahun.
Obligasi tersebut dijual dengan harga Rp.1.050.000. Tabel perhitungan
amortisasi obligasi nampak sebagai berikut:
TABEL
PERHITUNGAN AMORTISASI PREMI METODE GARIS LURUS
Tahun
|
Pembayaran
Bunga ke
|
Bunga yg
dibayar
|
Amortisasi
Premi
|
Bunga
efektif
|
Premi
obligasi
|
Nilai buku
obligasi
|
0
|
50.000
|
1.050.000
|
||||
1
|
1
|
50.000
|
5.000
|
45.000
|
45.000
|
1.045.000
|
2
|
50.000
|
5.000
|
45.000
|
40.000
|
1.040.000
|
|
2
|
3
|
50.000
|
5.000
|
45.000
|
35.000
|
1.035.000
|
4
|
50.000
|
5.000
|
45.000
|
30.000
|
1.030.000
|
|
3
|
5
|
50.000
|
5.000
|
45.000
|
25.000
|
1.025.000
|
6
|
50.000
|
5.000
|
45.000
|
20.000
|
1.020.000
|
|
4
|
7
|
50.000
|
5.000
|
45.000
|
15.000
|
1.015.000
|
8
|
50.000
|
5.000
|
45.000
|
10.000
|
1.010.000
|
|
5
|
9
|
50.000
|
5.000
|
45.000
|
5.000
|
1.005.000
|
10
|
50.000
|
5.000
|
45.000
|
0
|
1.000.000
|
Biaya
bunga
= Bunga yg dibayar - amortisasi premi.
Nilai buku
obligasi = Nilai nominal + jumlah premi obligasi
yang belum diamortisasi.
Misalnya PT. Nusa Lestari mengeluarkan obligasi
nominal Rp. 1.000.000 umur 5 tahun, bunga 10% per tahun dibayarkan tiap
setengah tahun. Obligasi tersebut dijual dengan harga Rp. 925.000 Tabel
perhitungan amortisasi obligasi nampak sebagai berikut:
TABEL
PERHITUNGAN AMORTISASI DISKONTO METODE GARIS LURUS
Tahun
|
Pembayaran
Bunga ke
|
Bunga yg
dibayar
|
Amortisasi
diskonto
|
Bunga
efektif
|
Diskonto
obligasi
|
Nilai buku
obligasi
|
0
|
75.000
|
925.000
|
||||
1
|
1
|
50.000
|
7.500
|
57.500
|
67.500
|
932.500
|
2
|
50.000
|
7.500
|
57.500
|
60.000
|
940.000
|
|
2
|
3
|
50.000
|
7.500
|
57.500
|
52.500
|
947.500
|
4
|
50.000
|
7.500
|
57.500
|
45.000
|
955.000
|
|
3
|
5
|
50.000
|
7.500
|
57.500
|
37.500
|
962.500
|
6
|
50.000
|
7.500
|
57.500
|
30.000
|
970.000
|
|
4
|
7
|
50.000
|
7.500
|
57.500
|
22.500
|
977.500
|
8
|
50.000
|
7.500
|
57.500
|
15.000
|
985.000
|
|
5
|
9
|
50.000
|
7.500
|
57.500
|
7.500
|
992.500
|
10
|
50.000
|
7.500
|
57.500
|
0
|
1.000.000
|
Biaya
bunga
= bunga yang dibayarkan + amortisasi diskonto
Nilai buku
obligasi = Nilai nominal – diskonto yang belum
diamortisasi
Berikut ini diberikan contoh untuk menghitung
amortisasi premi atau diskonto obligasi dengan cara bunga efektif.
Misalnya PT. Nusa Lestari mengeluarkan obligasi
nominal Rp. 1.000.000, umur 5 tahun, bunga 10% per tahun dibayarkan tiap
setengah tahun. Obligasi itu dijual pada awal periode dengan harga Rp.
1.081.105. pembeli mengharapkan bunga efektif (seperti yang berlaku di pasar)
sebesar 8%. Harga jual obligasi sebesar Rp. 1.081.105 dapat dihitung sebagai
berikut:
Nilai jatuh
tempo
obligasi
Rp. 1.000.000
Harga jual
obligasi
Rp. 1.081.105
Premi
obligasi
Rp. 81.105
Tahun
|
Pembayaranbunga
|
Debit biaya bunga
|
Debit premiobligasi
|
Kredit
kas (bunga yang dibayar)
|
Nilaibukuobligasi
|
0
|
Rp 1.081.105,00
|
||||
1
|
1
|
Rp43.244,20
|
Rp.6.755,80
|
Rp.50.000,00
|
1.074.349,20
|
2
|
42.973,97
|
7.026,03
|
50.000,00
|
1.067.323,17
|
|
2
|
3
|
42.692,92
|
7.307,07
|
50.000,00
|
1.060.016,10
|
4
|
42.400,64
|
7.599,36
|
50.000,00
|
1.052.416,80
|
|
3
|
5
|
42.096,67
|
7.903,33
|
50.000,00
|
1.044.513,50
|
6
|
41.780,54
|
8.219,46
|
50.000,00
|
1.036.294,10
|
|
4
|
7
|
41.451,76
|
8.548,24
|
50.000,00
|
1.027.745,90
|
8
|
41.109,84
|
8.890,16
|
50.000,00
|
1.018.855,80
|
|
5
|
9
|
40.754,23
|
9.245,77
|
50.000,00
|
1.009.610,10
|
10
|
40.384,22
|
9.615,66
|
50.000,00
|
1.000.000,00
|
TabelPerhitunganAmortisasiPremiMetodeBungaEfektif
Obligasiberhubung 10% denganyield(hasil)
diharapkan 8%
1)
Rp.1. 081.105,00x8%x6/12 = Rp. 43.244,20
2)
Rp. 1.000.000,00x10%x6/12 = Rp. 50.000,00
3)
Rp.50.000,00-Rp. 43.244,20 = Rp. 6.755,80
4)
Rp.1. 081.105,00 - Rp. 6.755,80 = Rp. 1.074.349,20
5)
* Dibulatkan
Bilaobligasidijualdengandiskonto,
perhitunganamortisasinyadilakukandengancara yang samasepertidalamtablediatas.Perbedaan
yang adaadalahsebagaiberikut:
Debit biayabunga
= bungaobligasi yang dibayar+ amortisasidiskonto.
Nilaibukuobligasi
= nilaibukuperiodesebelumnya + amortisasidiskonto.
PENCATATAN
UTANG OBLIGASI
Apabila obligasi
dijual tidak tepat pada tanggal pembayaran bunga, pembeli obligasi disamping
membayar harga obligasi juga harus membayar bunga berjalan sejak tanggal bunga
terakhir sampai tanggal penjualan obligasi tersebut. Bunga berjalan yang
dibayar oleh pembeli dicatat perusahaan dengan mengkredit rekening biaya bunga
atau rekening utang bunga obligasi. Apabila bunga berjalan dikreditkan
kerekening utang bunga obligasi maka pembayaran bunga obligasi berikutnya
dicatat dengan mendebit utang bunga obligasi sebesar bunga berjalan dan sisanya
didebitkan kerekening biaya bunga.
Amortisasi
premi atau diskonto dapat dicatat setiap bulan, setiap tanggal pembayaran bunga
atau setiap akhir periode bersama dengan jurnal penyesuaian yang lain. Berikut
ini adalah contoh pencatatan utang obligasi.
Misalnya PT
Risa Fadila pada tanggal 31 Desember 1991 memutuskan untuk mengeluarkan
obligasi pada tanggal 1 Mei 1992 sebesar Rp. 1.000.000 bunga 10 % pertahun dan
jatuh tempo pada tanggal 1 Mei 1997. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1
Mei dan 1 November. Seluruh obligasi dapat dijual pada tanggal 1 juli 1992
dengan harga Rp. 1.029.000 (yaitu harga jual Rp. 1.030.000 dikurangi biaya
penjualan Rp. 1.000) ditambah
bunga berjalan untuk jangka waktu 1 Mei 1992 sampai dengan 1 Juli 1992. Tahun
buku PT Risa Fadila adalah tahun kalender, amortisasi premi dicatat setiap
akhir periode. Umur obligasi dihitung sebagai berikut :
1992 = 6
bulan (1 Juli sampai dengan 31 Desember)
1993 = 12
bulan
1994 = 12
bulan
1995 = 12
bulan
1996 = 12
bulan
1997 = 4
bulan
Jumlah = 58
bulan
Dalam
perhitungan umur obligasi, yang diperhitungkan adalah lamanya obligasi itu
beredar, yaitu sejak tanggal dijual sampai saat jatuh tempo. Premi obligasi
sebesar Rp. 29.000 (Rp. 1.029.000 dikurangi Rp. 1.000.000) akan diamortisasikan
selama umur obligasi yaitu 58 bulan, sehingga amortisasi premi setiap bulannya
sebesar Rp. 29.000 : 58 = Rp. 500. Transaksi penjualan, pembayaran bunga dan
amortisasi premi selama umur obligasi dicatat dalam buku-buku PT Risa Fadila
sebagai berikut :
Transaksi
|
Jurnal
|
1 juli
1992
Penjualan
obligasi
Harga jual
: Rp. 1.030.000
Biaya
penjualanRp. 1.000
Rp.1.029.000
Bunga
berjalan(1 mei–1 juli)=
2/12 x 10
% x Rp. 1.000.000Rp. 16.666,67
Uang yang
diterima Rp. 1.045.666,67
|
Kas
Rp.1.045.666,67
Utang obligasi Rp1.000.000
Premi obligasi Rp. 29.000
Biaya bunga obligasi Rp. 16.666,67
|
Pada tanggal
1 November 1992 PT Risa Fadila akan membayar bunga obligasi untuk setengah
tahun dicatat sebagai berikut :
1 November
1992
Pembayaran
bunga obligasi
6/12 x 10
% x Rp. 1.000.000
|
Biaya bunga obligasiRp. 50.000
KasRp.50.000
|
Pada tanggal
31 Desember dibuat jurnal untuk menyesuaikan (adjustment) buku-buku. Jurnal
penyesuaian yang berhubungan dengan utang obligasi
ada 2 yaitu untuk :
- Mencatat bunga berjalan
- Mencatat amortisasi premi
Bunga
berjalan dan amortisasi premi untuk tahun 1992 dicatat sebagai berikut :
Bunga
berjalan (1 November -31 Desember)
= 2/12 x
10 % x Rp.1.000.000
= Rp.
16.666,67
|
Biaya bunga obligasi Rp. 16.666,67
Utang bunga obligasi Rp. 16.666,67
|
Amortisasi
premi (1 Juli – 31 Desember)
6 bulan x
Rp. 500 = Rp. 3.000
|
Premi obligasi Rp. 3.000
Biaya bunga obligasi Rp. 3.000
|
Pada tanggal
1 januari 1993 dibuat jurnal pembalikan (reversing entry) untuk utang obligasi,
agar nanti pembayaran bunga pada tanggal 1 Mei 1993 dapat dicatat dengan cara
biasa. Jurnal pembalik itu sebagai berikut:
1 januari
1993
Jurnal
pembalik
|
Utang bunga obligasi Rp. 16.666,67
Biaya bunga obligasi Rp. 16.666,67
|
Pembayaran bunga
obligasi dalam tahun 1993 dicatat sebagai berikut :
1 Mei 1993
Bunga =
6/12 x 10 % x Rp. 1.000.000
= Rp.
50.000
|
Biaya bunga obligasi Rp. 50.000
Kas Rp.50.000
|
1 November
1993
Bunga =
6/12 x 10 % x Rp. 1.000.000
= Rp.
50.000
|
Biaya bunga obligasi Rp. 50.000
Kas Rp.50.000
|
Pada tanggal
31 Desember 1993 dibuat jurnal penyesuaian untuk :
Mencatat
bunga berjalan
= 2/12 x
10 % x Rp. 1.000.000
= Rp.
16.666,67
|
Biaya bunga obligasi Rp. 16.666,67
Utang bunga obligasi Rp. 16.666,67
|
Mencatat
amortisasi premi
= 12 x Rp.
500 = Rp. 6.000
|
Premi obligasiRp. 6.000
Biaya bunga obligasi Rp. 6.000
|
Untuk tahun
– tahun berikutnya (sampai dengan tahun 1996) dibuat jurnal yang sama seperti
dalam tahun 1993. Pada tanggal 1 Mei 1997 yaitu pada saat obligasi jatuh tempo dibuat
jurnal sebagai berikut :
Mencatat
bunga obligasi dan pelunasan obligasi
bunga=
6/12 x 10 % x Rp. 1.000.000
= Rp.
50.000
Obligasi Rp.1.000.000
Rp.1.050.000
|
Utang obligasi Rp. 1.000.000
Biaya bunga obligasi Rp. 50.000
Kas Rp. 1.050.000
|
Mencatat
amortisasi premi 4 bulan
= 4 x Rp.
500 = Rp 2.000
|
Premi obligasi Rp. 2.000
Biaya bunga obligasi Rp. 2.000
|
PELUNASAN
OBLIGASI SEBELUM JATUH TEMPO
Obligasi
bisa ditarik untuk dibayar kembali sebelum saat jatuh temponya. Selisih antara
jumlah pelunasan dengan jumlah nilai buku obligasi dicatat sebagai laba atau
rugi karena penarikan obligasi. Nilai buku obligasi adalah nilai nominal
ditambah dengan premi yang belum diamortisasi atau dikurangi dengan diskonto
yang belum diamortisasi. Apabila terdapat biaya penjualan obligasi, maka biaya
penjualan yang belum diamortisasi juga diikurangkan pada nilai nominal
obligasi. Laba atau rugi yang timbul dari pelunasan obligasi, dimasukan dalam
elemen – elemen luar biasa (extra ordinary).
Obligasi
yang ditarik dari peredaran dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu:
- Obligasi yang ditarik dan tidak akan dijual kembali.
Dalam
obligasi seperti ini, rekening utang obligasi didebit sebesar jumlah nominal
obligasi yang ditarik.
- Obligasi yang ditarik nantinya akan dijual kembali.
Dalam
keadaan seperti ini, pada waktu penarikan obligasi yang didebit adalah rekening
treasury bonds. Rekening treasury bonds ini bukannya rekening aktiva, tetapi
merupakan pengurang. Treasury bonds ini didebit dengan jumlah nilai nominal,
jika obligasi dijual lagi, maka rekening ini juga dikredit dengan jumlah nilai
nominal. Selisih antara nilai nominal dengan jumlah uang yang diterima dalam
penjualan treasury bonds dicatat sebagai premi atau diskonto.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dibawah ini
diberikan contoh penarikan obligasi sebelum saat jatuh tempo.
Obligasi PT Risa Fadila dalam contoh dimuka, pada
tanggal 1 juli 1994 ditarik sebesar Rp. 200.000 dengan kurs 102%. Jurnal yang
dibuat untuk mencatat penarikan obligasi pada tahun 1994 sebagi berikut :
Transaksi
|
Jurnal
|
||
1 juli 1994
Amortisasi premi 6 bulan
= 6 x Rp. 500 x = Rp. 600
|
Premi obligasi Rp. 600
Biaya bunga obligasi Rp. 600
|
||
Pembayaran bunga berjalan 1 Mei sampai dengan 1 Juli
= 2/12 x 10 % x Rp. 200.000
= Rp.
3.333,33
|
Biaya bunga obligasi Rp. 3.333,33
Kas Rp. 3.333,33
|
||
Perhitungan laba/rugi :
Nominal obligasi Rp.200.000
PremiRp.5.800
Amortisasi premi
1992:
6 x 500x =
Rp. 600
1993:
12 x 500x = Rp. 1.200
1994:
6 x 500x =
Rp. 600
Rp. 2.400
Rp. 3.400
Nilai buku obligasi Rp. 203.400
Jumlah pelunasanRp. 204.000
Rugi penarikan obligasi Rp. 600
|
Utang obligasi Rp.200.000
Rugi obligasi Rp. 600
Premi obligasi Rp. 3.400
Kas Rp.204.000
|
||
0 Response to "Hutang Obligasi"
Post a Comment