Hutang Obligasi


Pengertian Hutang Jangka Panjang
  1. Secara Umum
Hutang jangka panjang merupakan hutang yang dimiliki oleh perusahaan dan harus dilunasi dalam waktu yang relatif lama. Jatuh tempo pelunasan hutang jangka panjang biasanya dalam satu periode akuntansi yaitu satu tahun atau bahkan lebih.
Pembiayaan dalam rangka melunasi hutang jangka panjang tidak berasal dari aktiva lancar seperti piutang dagang, investasi jangka pendek, kas perusahaan, ketersediaan stock produk di gudang, dan berbagai aktiva lancar lainnya.
Pelunasan hutang jangka panjang umumnya dibayar dengan aktiva tidak lancar. Aktiva tidak lancar ialah aset ataupun kekayaan yang dimiliki perusahaan dengan nilai waktu ekonomis yang lama atau memiliki sifat permanen. Selain ast jangka panjang, aktiva tidak tetap ini dalam satu tahun periode operasional tidak mudah habis.
Contoh dari aktivas tidak tetap adalah segala macam aset perusahaan seperti saham, inestasi jangka panjang, dan lain-lain

Jenis Jenis Hutang Jangka Panjang
Terdapat dua jenis hutang jangka panjang yang dapat kita ketahui. Jenis jenis utang jangka panjang yaitu :
1.      Hutang Obligasi
Definisi hutang obligasi ialah hutang yang muncul disebabkan dana yang diperoleh melalui surat-surat obligasi yang diterbitkan. Pemegang surat obligasi adalah orang yang melakukan pembelian terhadap obligasi.
Hal-hal yang dicantumkan dalam surat obligasi seperti jumlah nominal, waktu pelunasan, interest per year, beserta segala ketentuan yang disesuaikan dengan jenis obligasi yang disepakati oleh pemberi pinjaman dan yang menerima pinjaman.
2.      Hutang Hipotek
Pengertian hutang hipotek adalah hutang yang timbul disebabakan pendapatan dana yang bersumber dari hutang dnegan penggunaan jaminan harta tetap. Harta tetap yang berupa barang tidak bergerak seperti berbagai sertifikat (tanah, gedung/ruko/bangunan).
Apabila kondisi perusahaan tidak sanggup membayar hutang sesuai dengan jatuh tempo, sebagai gantinya pemberi hutang mempunyai hak untuk menyita ataupun menjual harta tetap yang menjadi jaminan. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh dana yang disesuaikan dengan jumlah dana hutang yang belum terbayarkan.
Hutang hipotek pada umumnya hanya diperoleh dari 1 sumber, sebagai contoh melakukan peminjaman hutang hipotek kepada perbankan


UTANG OBLIGASI

Obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Jenis Obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:
1.      Berdasarkan waktu jatuh tempo:
a.       Obligasi Biasa (Term Obligasi): obligasi yang berlaku hanya satu periode.
b.      Obligasi Berseri (Serial Bond): obligasi yang berlaku lebih dari satu periode

2.      Dilihat dari sisi penerbit:
a.       Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b.      Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c.       Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untut membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).

3.      Dilihat dari sistem pembayaran bunga:
a.       Zero coupon bond, yaitu obligasi yang tidak mewajibkan penerbitnya         membayar coupon (bunga)  secara periodik kepada pemegangnya.
b.      Coupon bond (fixed coupun bond & Floating coupon bond), yaitu obligasi yang mewajibkan penerbit untuk membayar coupon (bunga) secara periodik baik tetap (fixed coupon bond) maupun bunga mengambang (floating coupon bond)

4.      Dilihat dari hak penukaran/opsi:
a.       Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
b.      Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
c.       Callable Bonds: obligasi yang memberi hak kepada penerbitnya untuk melakukan penarikan/pelunasan pada waktu tertentu (waktu penarikan biasanya sudah diatur dalam perjanjian waktu penerbitan obligasi)
d.      Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemilik/pemegang untuk menukarkan/meminta pelunasan kepada penerbit/emiten.
5.      Dilihat dari segi jaminan:
a.       Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
Ø  Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan penanggungan dari pihak ketiga
Ø  Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
Ø  Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
b.      Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

6.      Dilihat dari segi nilai nominal:
a.       Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
b.      Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.

Harga Obligasi
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
  1. Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
  2. at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.
  3. at discount (dengan Diskonto): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

PENCATATAN PENGELUARAN OBLIGASI
Obligasi yang dikeluarkan dicatat dalam rekeningnya sebesar nilai nominal. Dalam hal harga jual obligasi tidak sama dengan nominal, selisihnya dicatat tersendiri yaitu bila dijual diatas nominal selisihnya dicatat dalam rekening premi obligasi, jika harga jualnya dibawah harga jual nominal, selisihnya dicatat dalam rekening diskonto obligasi.
Biaya penjualan obligasi diperhitungkan sebagai pengurang harga jual dan tidak dicatat dalam rekening tersendiri. Apabila obligasi itu dikeluarkan untuk menukar aktiva tetap, pencatatannya dilakukan dengan jumlah sebesar harga jual obligasi.
Pengeluaran obligasi dapat dicatat dengan dua cara yaitu:
a. Yang dicatat hanya obligasi yang terjual
b.Obligasi yang terjual dan yang belum terjual dicatat.

Sebagai penjelasan penggunaan kedua metode diatas, berikut ini diberikan contoh sebagai berikut:
Pada tanggal 1 januari 1992 PT Nusa Lestari merencanakan pengeluaran obligasi sebesar Rp. 1.000.000,00 dengan bunga 10% per tahun. Obligasi akan dijual pada waktu yang berbeda- beda tergantung pada kebutuhan uang. Misalnya transaksi penjualan yang terjadi seperti dibawah, jurnal yang dibuat sebagai berikut:
  1. Yang dicatat hanya obligasi yang terjual
TRANSAKSI
JURNAL
1 januari 1992 merencanakan pengeluaran obligasi 10 % Rp. 1.000.000,00
Tidak ada jurnal
1 April 1992 obligasi nominal Rp. 700.000,00dijual dengan kurs 105%
Kas Rp. 735.000
Utang obligasi Rp. 700.000
Premi obligasi Rp. 35.000
18 juli 1992 obligasi nominal Rp. 100.000,00 dijual dengan kurs 99 %
KasRp. 99.000
Diskonto obligasi Rp. 1.000
Utang obligasi Rp. 100.000

  1. Obligasi yang terjual ataupun belum terjual dicatat
TRANSAKSI
JURNAL
1 januari 1992 merencanakan pengeluaran obligasi 10 % Rp. 1.000.000,00
Obligasi yg blm terjual    Rp. 1.000.000
Otorisasi Utang obligasi      Rp. 1.000.000
1 April 1992 obligasi nominal Rp.700.000,00
dijual dengan kurs 105%
Kas        Rp. 735.000
Obligasi yg blm terjual Rp. 700.000
Premi obligasi Rp. 35.000
18 juli 1992 obligasi nominal Rp. 100.000,00 dijual dengan kurs 99 %
Kas    Rp. 99.000
Diskonto obligasi       Rp. 1.000
Obligasi yg blm terjual Rp. 100.000

Jika pencatatan obligasi dilakukan dengan cara kedua yaitu jumlah yang diotorisasi dicatat dalam buku, jumlah obligasi yang beredar dapat diketahui dalam rekening otorisasi utang obligasi dikurang saldo rekening obligasi yang belum terjual.
Kadang- kadang penjualan obligasi dilakukan dengan cara pesanan lebih dahulu. Dalam cara ini pembeli membayar uang muka dan akan melunasi pada tanggal tertentu. Dalam penjualan obligasi melalui pesanan, surat obligasi baru diserahkan pada pembeli bila harga obligasi sudah dilunasi. Jumlah yang belum dilunasi oleh perusahaan dicatat sebagai piutang dan jumlah obligasi yang dipesan dikreditkan kerekening obligasi dipesan. Pencatatan premi atau diskonto obligasi dilakukan pada waktu pesanan diterima. Jurnal yang dibuat bila terjadi pesanan obligasi dapat dilihat dari contoh berikut;
  1. Hanya obligasi yang terjual dicatat
TRANSAKSI
JURNAL
1 januari 1992, merencanakan pengeluaran Obligasi 10 % Rp. 1.000.000 (nominal Rp. 1.000) – 1000 lembar
Tidak ada jurnal
1 mei 1992, diterima pesanan 200 lembar obligasi dengan kurs 101%. Pembayaran pertama sebesar 40 %.
Kas Rp. 80.800
Piutang pesanan obligasiRp. 121.200
Utang obligasi dipesan Rp. 200.000
Premi obligasi Rp. 2.000
1 juli 1992, diterima uang sisa pesanan 60 % dari obligasi sebanyak 75 lembar.
= 60 % x 75 x Rp 1.010=Rp. 45.450
KasRp. 45.450
Piutang pesanan obligasi Rp. 45.450
1 juli 1992, 75 lembar obligasi diserahkan kepada pemesan
Utang obligasi dipesan Rp. 75.000
Utang obligasi Rp. 75.000



  1. Obligasi yang terjual ataupun yang belum terjual dicatat
TRANSAKSI
JURNAL
1 januari 1992, merencanakan pengeluaran Obligasi 10 % Rp. 1.000.000 (nominal Rp. 1.000)
Obligasi yg blm terjual Rp. 1.000.000
Otorisasi utang obligasi Rp. 1.000.000
1 mei 1992, diterima pesanan 200 lembar obligasi dengan kurs 101%. Pembayaran pertama sebesar 40 %.
Kas Rp. 80.800
Piutang pesanan obligasi Rp. 121.200
Utang obligasi dipesan Rp. 200.000
Premi obligasi Rp. 2.000
1 juli 1992, diterima uang sisa pesanan 60 % dari obligasi sebanyak 75 lembar.
= 60 % x 75 x Rp 1.010=Rp. 40.450
Kas Rp. 45.450
Piutang pesanan obligasi Rp. 45.450
1 juli 1992, 75 lembar obligasi diserahkan kepada pemesan
Utang obligasi dipesan Rp. 75.000
Obligasi yg blm terjual Rp. 75.000
Apabila pada tanggal penyusunan neraca masih ada pesanan obligasi yang belum dilunasi maka saldo rekening utang obligasi dipesan dilaporkan didalam neraca menambah utang obligasi, sedang rekening piutang pesanan obligasi dilaporkan dalam kelompok aktiva lancar jika akan dilunasi dalam waktu satu tahun. Apabila pelunasannya lebih dari satu tahun dilaporkan dalam kelompok aktiva lain.
Rekening premi obligasi dilaporkan menambah utang obligasi dalam neraca dan diskonto obligasi dilaporkan mengurangi utang obligasi.

PROSEDUR AMORTISASI PREMI DAN DISKONTO OBLIGASI
Penjualan obligasi dengan harga yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai nominalnya menimbulkan premi dan diskonto obligasi. Premi atau diskonto merupakan penyesuaian terhadap tarif bunga nominal karena tarif bunga obligasi tidak sama dengan tingkat bunga dipasar.Dengan kata lain ,premi dan diskonto obligasi merupakan kapitalisasi dari perbedaan tarif bunga obligasi dengan tingkat bunga umum selama umur obligasi.
Jika pada penjualan obligasi timbul diskonto,maka diskonto ini akan ditambahkan pada biaya bunga obligasi yang dibayarkan selama umur obligasi dan dikreditkan ke rekening Diskonto Obligasi. Jika penjualan obligasi menimbulkan premi,maka premi ini merupakan pengurangan terhadap biaya bunga obligasi yang dibayar selama umur obligasi dan dikreditkan ke rekening biaya bunga obligasi.

Amortisasi premi dan diskonto obligasi dapat dilakukan dengan cara
1.      Garis lurus
2.      Bunga efektif.
Amortisasi Premi/Diskonto sebesar  selisih  bunga  yang dibayarkan dan bunga yang dibebankan. 
Berikut ini diberikan contoh untuk menghitung amortisasi premi atau diskonto obligasi dengan cara garis lurus.
PT. Nusa Lestari mengeluarkan obligasi nominal Rp. 1.000.000 umur 5 tahun, bunga 10% per tahun dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi tersebut dijual dengan harga Rp.1.050.000. Tabel perhitungan amortisasi obligasi nampak sebagai berikut:
TABEL PERHITUNGAN AMORTISASI PREMI METODE GARIS LURUS
Tahun
Pembayaran
Bunga ke
Bunga yg dibayar
Amortisasi Premi
Bunga efektif
Premi obligasi
Nilai buku obligasi
0




50.000
1.050.000
1
1
50.000
5.000
45.000
45.000
1.045.000

2
50.000
5.000
45.000
40.000
1.040.000
2
3
50.000
5.000
45.000
35.000
1.035.000

4
50.000
5.000
45.000
30.000
1.030.000
3
5
50.000
5.000
45.000
25.000
1.025.000

6
50.000
5.000
45.000
20.000
1.020.000
4
7
50.000
5.000
45.000
15.000
1.015.000

8
50.000
5.000
45.000
10.000
1.010.000
5
9
50.000
5.000
45.000
5.000
1.005.000

10
50.000
5.000
45.000
0
1.000.000

Biaya bunga                =  Bunga yg dibayar - amortisasi premi.
Nilai buku obligasi      = Nilai nominal + jumlah premi obligasi yang belum diamortisasi.
Misalnya PT. Nusa Lestari mengeluarkan obligasi nominal Rp. 1.000.000 umur 5 tahun, bunga 10% per tahun dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi tersebut dijual dengan harga Rp. 925.000 Tabel perhitungan amortisasi obligasi nampak sebagai berikut:
TABEL PERHITUNGAN AMORTISASI DISKONTO METODE GARIS LURUS
Tahun
Pembayaran
Bunga ke
Bunga yg dibayar
Amortisasi diskonto
Bunga efektif
Diskonto obligasi
Nilai buku obligasi
0




75.000
925.000
1
1
50.000
7.500
57.500
67.500
932.500

2
50.000
7.500
57.500
60.000
940.000
2
3
50.000
7.500
57.500
52.500
947.500

4
50.000
7.500
57.500
45.000
955.000
3
5
50.000
7.500
57.500
37.500
962.500

6
50.000
7.500
57.500
30.000
970.000
4
7
50.000
7.500
57.500
22.500
977.500

8
50.000
7.500
57.500
15.000
985.000
5
9
50.000
7.500
57.500
7.500
992.500

10
50.000
7.500
57.500
0
1.000.000
Biaya bunga                =  bunga yang dibayarkan + amortisasi diskonto
Nilai buku obligasi      = Nilai nominal – diskonto yang belum diamortisasi
Berikut ini diberikan contoh untuk menghitung amortisasi premi atau diskonto obligasi dengan cara bunga efektif.
Misalnya PT. Nusa Lestari mengeluarkan obligasi nominal  Rp. 1.000.000, umur 5 tahun, bunga 10% per tahun dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi itu dijual pada awal periode dengan harga Rp. 1.081.105. pembeli mengharapkan bunga efektif (seperti yang berlaku di pasar) sebesar 8%. Harga jual obligasi sebesar Rp. 1.081.105 dapat dihitung sebagai berikut:
Nilai jatuh tempo obligasi                                                                               Rp. 1.000.000
Harga jual obligasi                                                                                          Rp. 1.081.105
Premi obligasi                                                                                                Rp.      81.105

Tahun
Pembayaranbunga
Debit biaya bunga
Debit premiobligasi
Kredit
kas (bunga yang dibayar)
Nilaibukuobligasi
0




Rp 1.081.105,00
1
1
Rp43.244,20
Rp.6.755,80
Rp.50.000,00
1.074.349,20

2
42.973,97
7.026,03
50.000,00
1.067.323,17
2
3
42.692,92
7.307,07
50.000,00
1.060.016,10

4
42.400,64
7.599,36
50.000,00
1.052.416,80
3
5
42.096,67
7.903,33
50.000,00
1.044.513,50

6
41.780,54
8.219,46
50.000,00
1.036.294,10
4
7
41.451,76
8.548,24
50.000,00
1.027.745,90

8
41.109,84
8.890,16
50.000,00
1.018.855,80
5
9
40.754,23
9.245,77
50.000,00
1.009.610,10

10
40.384,22
9.615,66
50.000,00
1.000.000,00
TabelPerhitunganAmortisasiPremiMetodeBungaEfektif
Obligasiberhubung 10% denganyield(hasil) diharapkan 8%
1)      Rp.1. 081.105,00x8%x6/12 = Rp. 43.244,20
2)      Rp. 1.000.000,00x10%x6/12 = Rp. 50.000,00
3)      Rp.50.000,00-Rp. 43.244,20 = Rp. 6.755,80
4)      Rp.1. 081.105,00 - Rp. 6.755,80 =  Rp. 1.074.349,20
5)      * Dibulatkan
Bilaobligasidijualdengandiskonto, perhitunganamortisasinyadilakukandengancara yang samasepertidalamtablediatas.Perbedaan yang adaadalahsebagaiberikut:
Debit biayabunga        = bungaobligasi yang dibayar+ amortisasidiskonto.
Nilaibukuobligasi        = nilaibukuperiodesebelumnya + amortisasidiskonto.

PENCATATAN UTANG OBLIGASI
Apabila obligasi dijual tidak tepat pada tanggal pembayaran bunga, pembeli obligasi disamping membayar harga obligasi juga harus membayar bunga berjalan sejak tanggal bunga terakhir sampai tanggal penjualan obligasi tersebut. Bunga berjalan yang dibayar oleh pembeli dicatat perusahaan dengan mengkredit rekening biaya bunga atau rekening utang bunga obligasi. Apabila bunga berjalan dikreditkan kerekening utang bunga obligasi maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit utang bunga obligasi sebesar bunga berjalan dan sisanya didebitkan kerekening biaya bunga.
Amortisasi premi atau diskonto dapat dicatat setiap bulan, setiap tanggal pembayaran bunga atau setiap akhir periode bersama dengan jurnal penyesuaian yang lain. Berikut ini adalah contoh pencatatan utang obligasi.
Misalnya PT Risa Fadila pada tanggal 31 Desember 1991 memutuskan untuk mengeluarkan obligasi pada tanggal 1 Mei 1992 sebesar Rp. 1.000.000 bunga 10 % pertahun dan jatuh tempo pada tanggal 1 Mei 1997. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 November. Seluruh obligasi dapat dijual pada tanggal 1 juli 1992 dengan harga Rp. 1.029.000 (yaitu harga jual Rp. 1.030.000 dikurangi biaya penjualan Rp. 1.000) ditambah bunga berjalan untuk jangka waktu 1 Mei 1992 sampai dengan 1 Juli 1992. Tahun buku PT Risa Fadila adalah tahun kalender, amortisasi premi dicatat setiap akhir periode. Umur obligasi dihitung sebagai berikut :
1992 = 6 bulan (1 Juli sampai dengan 31 Desember)
1993 = 12 bulan
1994 = 12 bulan
1995 = 12 bulan
1996 = 12 bulan
1997 = 4 bulan
Jumlah = 58 bulan
Dalam perhitungan umur obligasi, yang diperhitungkan adalah lamanya obligasi itu beredar, yaitu sejak tanggal dijual sampai saat jatuh tempo. Premi obligasi sebesar Rp. 29.000 (Rp. 1.029.000 dikurangi Rp. 1.000.000) akan diamortisasikan selama umur obligasi yaitu 58 bulan, sehingga amortisasi premi setiap bulannya sebesar Rp. 29.000 : 58 = Rp. 500. Transaksi penjualan, pembayaran bunga dan amortisasi premi selama umur obligasi dicatat dalam buku-buku PT Risa Fadila sebagai berikut :


Transaksi
Jurnal
1 juli 1992
Penjualan obligasi
Harga jual : Rp. 1.030.000
Biaya penjualanRp. 1.000
Rp.1.029.000
Bunga berjalan(1 mei–1 juli)=
2/12 x 10 % x Rp. 1.000.000Rp. 16.666,67
Uang yang diterima Rp. 1.045.666,67

Kas                      Rp.1.045.666,67
Utang obligasi Rp1.000.000
Premi obligasi Rp. 29.000
Biaya bunga obligasi Rp. 16.666,67



Pada tanggal 1 November 1992 PT Risa Fadila akan membayar bunga obligasi untuk setengah tahun dicatat sebagai berikut :
1 November 1992
Pembayaran bunga obligasi
6/12 x 10 % x Rp. 1.000.000

Biaya bunga obligasiRp. 50.000
KasRp.50.000
Pada tanggal 31 Desember dibuat jurnal untuk menyesuaikan (adjustment) buku-buku. Jurnal penyesuaian yang berhubungan dengan utang obligasi ada 2 yaitu untuk :
  1. Mencatat bunga berjalan
  2. Mencatat amortisasi premi
Bunga berjalan dan amortisasi premi untuk tahun 1992 dicatat sebagai berikut :
Bunga berjalan (1 November -31 Desember)
= 2/12 x 10 % x Rp.1.000.000
= Rp. 16.666,67

Biaya bunga obligasi Rp. 16.666,67
Utang bunga obligasi Rp. 16.666,67
Amortisasi premi (1 Juli – 31 Desember)
6 bulan x Rp. 500 = Rp. 3.000

Premi obligasi Rp. 3.000
Biaya bunga obligasi Rp. 3.000

Pada tanggal 1 januari 1993 dibuat jurnal pembalikan (reversing entry) untuk utang obligasi, agar nanti pembayaran bunga pada tanggal 1 Mei 1993 dapat dicatat dengan cara biasa. Jurnal pembalik itu sebagai berikut:
1 januari 1993
Jurnal pembalik
Utang bunga obligasi Rp. 16.666,67
Biaya bunga obligasi Rp. 16.666,67



Pembayaran bunga obligasi dalam tahun 1993 dicatat sebagai berikut :
1 Mei 1993
Bunga = 6/12 x 10 % x Rp. 1.000.000
= Rp. 50.000

Biaya bunga obligasi Rp. 50.000
Kas Rp.50.000
1 November 1993
Bunga = 6/12 x 10 % x Rp. 1.000.000
= Rp. 50.000

Biaya bunga obligasi Rp. 50.000
Kas Rp.50.000
Pada tanggal 31 Desember 1993 dibuat jurnal penyesuaian untuk :
Mencatat bunga berjalan
= 2/12 x 10 % x Rp. 1.000.000
= Rp. 16.666,67

Biaya bunga obligasi Rp. 16.666,67
Utang bunga obligasi Rp. 16.666,67
Mencatat amortisasi premi
= 12 x Rp. 500 = Rp. 6.000
Premi obligasiRp. 6.000
Biaya bunga obligasi Rp. 6.000
Untuk tahun – tahun berikutnya (sampai dengan tahun 1996) dibuat jurnal yang sama seperti dalam tahun 1993. Pada tanggal 1 Mei 1997 yaitu pada saat obligasi jatuh tempo dibuat jurnal sebagai berikut :
Mencatat bunga obligasi dan pelunasan obligasi
 bunga= 6/12 x 10 % x Rp. 1.000.000
= Rp. 50.000
Obligasi Rp.1.000.000
Rp.1.050.000

Utang obligasi Rp. 1.000.000
Biaya bunga obligasi Rp. 50.000
Kas Rp. 1.050.000
Mencatat amortisasi premi 4 bulan
= 4 x Rp. 500 = Rp 2.000
Premi obligasi Rp. 2.000
Biaya bunga obligasi Rp. 2.000


PELUNASAN OBLIGASI SEBELUM JATUH TEMPO
Obligasi bisa ditarik untuk dibayar kembali sebelum saat jatuh temponya. Selisih antara jumlah pelunasan dengan jumlah nilai buku obligasi dicatat sebagai laba atau rugi karena penarikan obligasi. Nilai buku obligasi adalah nilai nominal ditambah dengan premi yang belum diamortisasi atau dikurangi dengan diskonto yang belum diamortisasi. Apabila terdapat biaya penjualan obligasi, maka biaya penjualan yang belum diamortisasi juga diikurangkan pada nilai nominal obligasi. Laba atau rugi yang timbul dari pelunasan obligasi, dimasukan dalam elemen – elemen luar biasa (extra ordinary).
Obligasi yang ditarik dari peredaran dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu:
  1. Obligasi yang ditarik dan tidak akan dijual kembali.
Dalam obligasi seperti ini, rekening utang obligasi didebit sebesar jumlah nominal obligasi yang ditarik.
  1. Obligasi yang ditarik nantinya akan dijual kembali.
Dalam keadaan seperti ini, pada waktu penarikan obligasi yang didebit adalah rekening treasury bonds. Rekening treasury bonds ini bukannya rekening aktiva, tetapi merupakan pengurang. Treasury bonds ini didebit dengan jumlah nilai nominal, jika obligasi dijual lagi, maka rekening ini juga dikredit dengan jumlah nilai nominal. Selisih antara nilai nominal dengan jumlah uang yang diterima dalam penjualan treasury bonds dicatat sebagai premi atau diskonto.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dibawah ini diberikan contoh penarikan obligasi sebelum saat jatuh tempo.



Obligasi PT Risa Fadila dalam contoh dimuka, pada tanggal 1 juli 1994 ditarik sebesar Rp. 200.000 dengan kurs 102%. Jurnal yang dibuat untuk mencatat penarikan obligasi pada tahun 1994 sebagi berikut :
Transaksi
Jurnal

1 juli 1994
Amortisasi premi 6 bulan
= 6 x Rp. 500 x  = Rp. 600

Premi obligasi Rp. 600
Biaya bunga obligasi Rp. 600

Pembayaran bunga berjalan 1 Mei sampai dengan 1 Juli = 2/12 x 10 % x Rp. 200.000
= Rp. 3.333,33

Biaya bunga obligasi Rp. 3.333,33
Kas Rp. 3.333,33

Perhitungan laba/rugi :
Nominal obligasi Rp.200.000
PremiRp.5.800
Amortisasi premi
1992:
6 x 500x  =      Rp.    600
1993:
12 x 500x  =    Rp.  1.200
1994:
6 x 500x  =      Rp.   600
Rp. 2.400
Rp. 3.400


Nilai buku obligasi Rp. 203.400
Jumlah pelunasanRp. 204.000
Rugi penarikan obligasi Rp. 600


Utang obligasi Rp.200.000
Rugi obligasi Rp. 600
Premi obligasi Rp. 3.400
Kas Rp.204.000








0 Response to "Hutang Obligasi"

Post a Comment